Kabar Baik beserta kita untuk Anda semua.....

KOTEKA (KOMUNITAS TENTARA KERAJAAN ALLAH )HENDAKLAH TERANGMU BERCAHAYA DI TEMPAT KEGELAPAN

Kamis, 19 Juli 2012

TAK JEMU-JEMU BERDOA


Tak Jemu-Jemu Berdoa




Ayat bacaan: Lukas 18:1
====================
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."

Berdoa sekedarnya, begitu tidak dikabulkan lantas berhenti dan menuduh Tuhan tidak peduli atau bahkan tidak ada. Itu menjadi kebiasaan banyak orang, terlebih di jaman sekarang ketika semuanya menuntut hal-hal yang instan, mudah dan cepat. Doa dianggap sebagai sarana meminta yang harus dikabulkan, atau kalau tidak maka Tuhan bersalah. Bagi mereka Tuhan tak ubahnya seperti kopi instan 3 in 1 yang hanya tinggal diseduh air panas langsung jadi. Kita mungkin bisa belajar dari kegigihan seorang anak dalam meminta sesuatu yang pada akhirnya membuat orang tuanya menyerah dan mengabulkan permintaan mereka. Bukan lewat merengek-rengek tentu, karena itu biasanya tidak akan membawa hasil kecuali mendapat teguran atau dimarahi orang tuanya, tapi lewat wajah mereka yang polos dan penuh harap atau lewat usaha-usaha yang mampu membuat hati orang tuanya luluh. Begitu sayangnya kepada anak, orang tua biasanya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengabulkan permintaan anaknya. Apalagi jika apa yang mereka minta merupakan sesuatu yang penting, tentu orang tua akan lebih mati-matian lagi berusaha memenuhinya. 

Dalam menghadapi masalah dan mengharapkan pertolongan Tuhan, seberapa besar kesabaran kita untuk berharap kepadaNya? Seperti yang sudah sering saya sampaikan, seringkali ketidaksabaran ini menjadi penghalang terbesar bagi kita untuk menikmati janji-janji Tuhan. Awalnya mungkin kita berdoa dengan rajin, tapi ketika jawaban tidak kunjung datang secepat yang kita kehendaki, intensitas doa pun menurun drastis hingga akhirnya sampai ke titik nadir alias berhenti total. Sebagian orang akan segera mencari alternatif-alternatif lain akibat merasa kecewa kepada Tuhan. Sulit bagi mereka untuk bersabar dengan menerima kenyataan bahwa waktunya Tuhanlah yang terbaik, lebih baik dari apa yang baik menurut kita, dan Tuhan sudah berjanji untuk sediakan segala yang terbaik itu kepada kita semua. Waktu yang terbaik menurut kita hanyalah berpusat pada pandangan kita pribadi, dimana waktunya Tuhan tidak lagi punya nilai apa-apa disana. Sebagian orang malah hanya menganggap doa seperti mengirim paket permintaan semata. Ada perlu baru berdoa, jika semua berjalan sesuai keinginan, maka doa pun selesai. Padahal lebih dari apapun, doa merupakan sarana bagi kita untuk berhubungan dengan Tuhan. Semakin rajin kita berdoa, hubungan kita akan semakin dekat, kita pun akan semakin peka terhadap suaraNya. Itu akan sangat bermanfaat baik buat hidup kita saat ini maupun yang kekal nanti. 

Akan hal ini, Yesus memberikan sebuah perumpamaan menarik mengenai kekuatan dari ketekunan berdoa seperti yang tertulis dalam Lukas 18:1-8. Perikop ini dibuka dengan kalimat berikut: "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1). Yesus mengambil perumpamaan tentang seorang janda, sosok yang lemah dan sering digambarkan sebagai figur yang tertindas, hidup susah dan diperlakukan tidak adil di dalam Alkitab, dan seorang hakim yang lalim. Dalam kisah ini, seorang janda diceritakan terus memohon kepada hakim yang lalim agar berkenan membela haknya. (ay 3). Sementara hakim dalam kisah ini bukanlah orang yang takut akan Tuhan, dan mempunyai sikap arogan yang  tidak menghormati siapapun. Sesuai dengan gambaran pribadi si hakim, sudah tentu ia menolak mentah-mentah permohonan janda ini. Tapi lihatlah kegigihan si ibu janda. Ia tidak jemu-jemu mendatanginya dan memohon, dan akhirnya ia berhasil meluluhkan hakim yang lalim itu. Dan Yesus pun berkata, "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!"(ay 6). Jika hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan tidak jemu-jemu, dan pada akhirnya mau mengabulkan permintaan si janda, masakan Tuhan yang begitu penuh kasih setia, begitu mengasihi kita manusia ciptaanNya sendiridan menganggap kita begitu istimewa tidak mendengarkan seruan kita? "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ay 7). Tuhan yang penuh kasih dan adil akan selalu mengulurkan tanganNya, bukan mengulur-ulur waktu, untuk menolong kita anak-anakNya yang siang dan malam berseru kepadaNya dengan tidak jemu-jemu. Tuhan tidak bakal dan tidak akan pernah mengulur-ulur waktu untuk menolong kita.

Tuhan selalu menepati janjiNya. Itu pasti. Yang sering jadi masalah justru karena seringkali kita memandang hanya berdasarkan apa yang terbaik menurut kita sendiri saja, bukan kepada apa yang terbaik menurut Tuhan. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11). Apa yang Tuhan Yesus ajarkan lewat perumpamaan tadi begitu jelas. Mari kita lihat sekali lagi ayat bacaan hari ini: "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1). Yesus mengajarkan bagaimana kuasa doa, bagaimana kita sebagai anak-anak Allah sebaiknya terus berdoa siang dan malam dengan tidak jemu-jemu, tanpa putus asa, tanpa pupus pengharapan. Paulus dalam beberapa kesempatan menunjuk pada doa yang terus dilakukan siang dan malam dengan sungguh-sungguh. Salah satu contoh adalah ketika Paulus menyatakan betapa ia terus berdoa siang dan malam dalam kerinduan untuk bertemu dengan para jemaat di Tesalonika dan melayani mereka. (1 Tesalonika 3:10).

Berdoa dengan tidak jemu-jemu, doa yang dipanjatkan terus menerus siang dan malam bukanlah berarti doa harus terus kita ulang-ulang atau bertele-tele. Bukan pula dengan cara-cara memaksa. Hal berdoa diajarkan dengan jelas oleh Yesus sendiri dalam Matius 6:5-15, dan hendaknya itu menjadi acuan kita. Bukan karena banyaknya kata-kata, keindahan rangkaian kata dalam doa, tapi doa yang disertai iman lah yang penting. Bukan pula doa yang hanya dilakukan karena ada permintaan dan kebutuhan, menjadikan doa sebagai paket berisi wishlist atau daftar permintaan, tapi dasarkan doa sebagai sarana bagi kita untuk membina keintiman hubungan dengan Tuhan. Sejauh mana kita mampu bergantung dan mau mengandalkan Tuhan, itu akan terlihat dari kesetiaan kita dalam berdoa. Dalam Roma kita diingatkan agar senantiasa "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12). Bertekun dalam doa, tidak jemu-jemu, siang dan malam, tidak akan pernah berakhir sia-sia. Ada kalanya jawaban Tuhan tidak akan segera datang. Mungkin waktunya belum tepat, mungkin Tuhan ingin menguji keteguhan dan ketekunan kita, tapi pada saatnya, Tuhan akan menolong dan memberkati kita sesuai janji-janjiNya. Karena itu, hindarilah ketidaksabaran yang bisa mengarahkan kita kepada rupa-rupa kesesatan ketika kita memilih untuk mencari alternatif atau jalan pintas yang bisa membinasakan. Adalah jauh lebih penting untuk membina hubungan karib dengan Tuhan, dan sarana untuk itu adalah melalui doa. Bertekunlah berdoa. Jangan jemu-jemu. "Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia." (Ibrani 10:23).

Jangan pernah jemu untuk berdoa, karena pada saatnya Tuhan pasti bertindak

PENYEMBAH YANG BENAR



Penyembah Yang Benar




Ayat bacaan: Yohanes 4:23
====================
"It's who you are and the way you live that count before God. Your worship must engage your spirit in the pursuit of truth. That's the kind of people the Father is out looking for: those who are simply and honestly themselves before him in their worship." [The Message (MSG)]

Apa yang terlintas di pikiran anda ketika mendengar kata 'penyembah-penyembah yang benar'? Sebagian besar orang akan segera membayangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas bermusik dan bernyanyi dalam memanjatkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Tim musik di gereja, WL (Worship Leader), singers/choirs, mungkin itu tepatnya yang langsung terlintas dipikiran kita ketika mendengar istilah ini. Apalagi ada sebuah kelompok musik rohani yang sangat terkenal sejak tahun 1996 dan terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya bernama True Worshippers. Menghubungkan kata penyembah yang benar dengan aktivitas menyampaikan pujian-penyembahan lewat lagu dan musik tentu tidak salah. Tapi apakah kata penyembah hanya secara sempit mengacu kepada kegiatan ini? Satu lagi pertanyaannya, apakah ada istilah bahwa kita terlalu muda atau belum siap untuk menjadi penyembah-penyembah yang benar? Hari ini saya rindu mengajak teman-teman untuk melihat pandangan Kerajaan Allah akan hal ini.

Mari kita lihat sebuah ayat yang tidak asing lagi bagi kita dimana kata penyembah-penyembah benar ini disebutkan. "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian." (Yohanes 4:23). Dalam versi BIS dikatakan: "Tetapi waktunya akan datang, malahan sudah datang, bahwa dengan kuasa Roh Allah orang-orang akan menyembah Bapa sebagai Allah yang benar seperti yang diinginkan Bapa." Atau dalam bahasa Inggrisnya, "...true (genuine) worshippers will worship Father in spirit and in truth (reality)..." (English AMP). Dari sini kita bisa melihat bahwa penyembah-penyembah yang benar alias true worshippers itu adalah orang-orang yang menyembah Bapa sebagai Allah yang benar baik dalam spirit (roh) maupun kebenaran, alias in truth atau realityReality, atau realitas berbicara mengenai kehidupan kita sehari-hari, sehingga lebih dari sekedar menyanyikan pujian-penyembahan, seorang penyembah yang benar akanmemperhatikan betul kehidupannya di tengah masyarakat sehari-hari, baik di rumah, kantor, sekolah, kampus, warung, ketika hangout bersama teman-teman dan lain sebagainya. Seorang penyembah yang benar akan mencerminkan kebenaran tentang Allah baik ketika tengah berada ditengah keramaian, bersama orang lain atau ketika sendirian. Disaat seperti inilah kita bisa membuktikan apakah karakter, gaya hidup, sikap dan tingkah laku atau gaya bicara bahkan integritas kita sudah mencerminkan Tuhan yang kita sembah atau belum. 

Mari kita lihat satu versi lagi dari versi The Message. Disana ayat Yohanes 4:23 ini dikatakan sebagai berikut: "It's who you are and the way you live that count before God. Your worship must engage your spirit in the pursuit of truth. That's the kind of people the Father is out looking for: those who are simply and honestly themselves before him in their worship."Perhatikan kata yang dicetak tebal: "It's who you are and the way you live that count before God." Bukan merdunya suara kita, bukan keindahan lagu dan aransemen, bukan tangisan, teriakan atau pengakuan-pengakuan secara lisan saja, bukan pula berapa besar uang yang kita kasih, apa yang bisa kita capai, kehebatan kita, kekuatan kita dan sebagainya, tapi apa yang penting ternyata adalah "who we are and the way we live". Siapa diri kita dan bagaimana cara kita hidup. Itulah yang akan menunjukkan apakah kita sudah merupakan penyembah-penyembah yang benar atau belum. A true worshipper is the one who has his spirit engaged/attached in the pursuit of truth. Orang-orang yang menghidupi kebenaran Tuhan dalam segala sesuatu yang dilakukan sehari-hari. Orang yang hidupnya sesuai dengan kemauan Tuhan, kemauan dari "Yang Disembah". Itulah sosok penyembah benar yang sejati. 

Selanjutnya, adakah alasan bagi kita bahwa kita masih terlalu muda untuk menjadi penyembah yang benar? Tentu saja tidak. Alkitab sudah menegaskan: "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12). Secara spesifik ayat ini tertulis dalam surat Paulus yang ditujukan untuk mempersiapkan Timotius menjadi hamba Tuhan yang hebat sejak masa mudanya, tapi inipun berlaku bagi kita semua, terutama anak-anak muda. Perhatikan bahwa keteladanan dalam segala sisi kehidupan bukan saja merupakan kewajiban dari orang-orang tua atau dewasa, tetapi juga harus diadopsi dan diaplikasikan oleh anak-anak muda. Singkatnya, anak muda pun bisa menjadi teladan yang bersinar terang bagi orang-orang yang berusia lebih dari mereka. 

Dalam surat kepada jemaat Roma, Paulus mengatakan demikian: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."(Roma 12:1). Lihatlah bawha ibadah yang sejati di mata Tuhan bukanlah ibadah rutin kita setiap hari Minggu atau aktivitas-aktivitas peribadatan lainnya, tapi justru seluruh diri kita sendiri. Seluruh hidup kita, our whole-selves yang kudus dan berkenan, dalam bersinggungan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari atau ketika kita sedang sendirian. Seperti itulah ibadah yang sejati di mata Tuhan, seperti itulah sikap seorang yang menyembah Tuhan dengan benar. That's the spirit of a true worshipper. Jika demikian, mari kita pertanyakan diri kita hari ini: sudahkah kita menjadi penyembah-penyembah yang benar? Kenyataannya lebih banyak orang yang lebih tertarik menjadi 'true gossipers' ketimbang true worshippers. Kita tidak akan pernah bisa membuat perbedaan-perbedaan menuju ke arah yang lebih baik sebelum kita berubah menjadi sosok penyembah yang benar. We can't never make a change, menjadi terang dan garam di dunia sebelum kita memperhatikan sikap dan gaya hidup kita. Sebelum kita berharap lebih banyak, mari pastikan terlebih dahulu diri kita sebagai penyembah yang benar.

The time has come when what we're called and where we go to worship don't matter anymore. It's who we are and the way we live that count before God

VISI: SEBERAPA PENTING?




Visi: Seberapa Penting?

Yeh 12:27
"Hai anak manusia, lihatlah, kaum Israel berkata: Penglihatan yang dilihatnya itu, harinya masih jauh, nubuatan yang diucapkannya, waktunya masih lama."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 16; Matius 16; Amos 1-2

Thomas Medical Centre dikenal sebagai penyedia layanan kesehatan yang memfokuskan diri pada pelayanan bersalin (pediatri). Tapi jauh sebelum cerita pencapaian mereka sampai hari ini, semuanya berawal dari visi pendirinya, Dr. Cheng Wei Chen, yang sekaligus menjabat sebagai Executive Chairman. Ia memimpikan agar proses melahirkan, yang biasanya dipandang sebagai hal yang menakutkan bagi wanita, dapat dialami sebagai proses yang menyenangkan.Visi ini menyentuh langsung kebutuhan mendasar yaitu safety bagi kaum wanita, yang seringkali ingin punya anak, tapi di sisi lain merasa ngeri membayangkan pross bersalin.

Dr. Cheng mengenal baik ketakutan itu dan kemudian berusaha menguranginya dengan mengenalkan proses itu sampai terasa akrab bagi calon ibu, selain itu ia juga menjadikan keamanan saat bersalin sebagai hal yang diutamakan dalam pelayanan mereka. Sekarang cerita itu pada gilirannya menginspirasi orang-orang untuk mencari dan mewujudkan visi mereka.

Bagaimana kontrasnya kehidupan orang yang memiliki tujuan dan yang tidak memiliki tujuan? Pendeknya, orang yang mempunyai tujuan dijagai oleh lingkup visi. Visi itu membuat kita sadar bahwa kita harus membuat hal itu terjadi. Ini membuat tidak ada hari-hari yang dilalui dengan sia-sia, atau bertanya-tanya apa yang sebenarnya sudah membuat kita sibuk selama ini, karena kita tahu bahwa kita sedang mewujudkan sesuatu yang berharga.

Dr. Cheng meresponi visinya dengan tepat, dan apa yang dihasilkannya adalah sesuatu yang luar biasa. Apakah Anda sudah mempunyai visi dan sedang dalam perjalanan mewujudkan visi itu?

Beberapa kesempatan kecil seringkali adalah awal dari usaha yang besar.