5 Pelajaran dari Kehidupan Umat Israel Bersama Gideon
Lalu Yerubaal bin Yoas pergilah dan diam di rumahnya sendiri. Gideon mempunyai tujuh puluh anak laki-laki, semuanya anak kandungnya, sebab ia beristeri banyak; juga gundiknya yang tinggal di Sikhem melahirkan seorang anak laki-laki baginya, lalu ia memberikan nama Abimelekh kepada anak itu. Gideon bin Yoas mati pada waktu rambutnya telah putih, lalu dikuburkan dalam kubur Yoas, ayahnya, di Ofra kota orang Abiezer. Setelah Gideon mati, kembalilah orang Israel berjalan serong dengan mengikuti para Baal dan membuat Baal-Berit menjadi allah mereka; orang Israel tidak ingat kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah melepaskan mereka dari tangan semua musuhnya di sekelilingnya, juga tidak menunjukkan terima kasihnya kepada keturunan Yerubaal-Gideon seimbang dengan segala yang baik yang telah dilakukannya kepada orang Israel. - HAKIM HAKIM 8 : 22 – 35
1. Hakim Hakim 8:22, menyatakan bahwa umat Israel bersedia untuk diperintah oleh Gideon padahal mereka sebenarnya adalah bangsa yang suka melawan para pemimpin yang ditunjuk oleh Allah bahkan kepada Allah, mereka juga sering melakukan pemberontakan.
Jadi, peristiwa adalah sebuah pernyataan khusus . Bangsa Israel sedang mengumbar janji.
Oleh sebab itu, waspadalah kalau sedang mengalami kegembiraan yang luar biasa seperti yang dialami oleh bangsa Israel yang sedang merayakan kemenangan atas bangsa Midian di bawah pimpinan Gideon.
Karena rasa gembira yang berlebihan maka “mulut” kita bisa berkata-kata di luar kontrol kita.
Hal tersebut terbukti (ayat 35); setelah Gideon meninggal maka bangsa Israel tidak lagi menunjukkan rasa terima kasihnya kepada keturunan Gideon; tidak seimbang dengan apa yang telah dilakukan oleh Gideon kepada bangsa Israel, mereka lupa terhadap janji yang pernah mereka sampaikan bahwa mereka akan tetap berbuat baik terhadap Gideon beserta anak cucunya.
2. Hakim Hakim 8:23, menyatakan bahwa Gideon tidak terpancing dengan apa yang disampaikan oleh bangsa Israel .... Gideon tidak sombong, karena semua adalah berkat Tuhan.
Gideon tidak terlena dengan kata pujian umat Israel, karena Gideon menganggap bahwa pujian dan hormat hanya untuk Allah saja (Yesaya 2:17).
Memang, kalau sedang mendapat pujian seseorang cenderung menjadi lupa diri dan sombong.
Oleh sebab itu, jika ada orang lain kagum terhadap prestasi yang dapat kita capai; jangan ambil kemuliaan Tuhan .... jangan merasa bisa segalanya, karena kita masih perlu bantuan orang lain.
Awas ....!!
Ada hukuman khusus bagi orang yang sombong (Yesaya 3:16-16).
Tuhan akan melenyapkan segala sesuatu yang kita bangga-banggakan.
Allah akan mencabut kesemarakan dalam diri orang yang sombong.
Karena sebenarnya apa yang telah kita dapatkan, semuanya oleh kasih dan anugerah Allah saja.
3 . Hakim Hakim 8:27, sangat disayangkan .... setelah Gideon memperoleh banyak keberhasilan .... merasa telah banyak berbuat jasa dan menolong bangsa Israel maka timbullah sifat arogan dalam diri Gideon, yaitu: membuat baju efod dari bahan-bahan emas hasil persembahan umat Israel.
Gideon tidak berkonsultasi lebih dulu kepada para imam; ia mengambil kebijakan sendiri.
Berhati-hatilah .... jika sudah merasa banyak melakukan pertolongan kepada orang lain …. jangan mengambil keputusan sendiri tanpa pertimbangan apakah sudah sesuai dengan kehendak Tuhan.
4. Hakim Hakim 8:33, seiring berjalannya waktu, akhirnya bangsa Israel berbuat serong, yaitu menyembah para Baal; begitu cepat berubah .... lekas berbalik dari Allah dan mengikuti Injil lain (Galatia 1:6).
Sebetulnya, Allah akan segera memberikan pemulihan kepada umat-Nya jika mau berbalik lagi dan percaya kepada Allah dan mendekat kepada-Nya (2 Tawarikh 6:26-27).
5. Hakim Hakim 8:34, pada akhirnya, umat Israel tidak ingat lagi kepada Allah .... lupa terhadap segala kebaikan Tuhan.
Jangan melupakan Allah yang telah banyak berbuat baik kepada kita (Ulangan 4:9).
Jangan tinggi hati sehingga melupakan Tuhan dengan tidak lagi berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya (Ulangan 8:14).
Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan .... sebaliknya balas dengan memberkati orang yang menyakiti kita (1 Petrus 3:8-12; 2 Timotius 3:2); sebagai buahnya maka Allah memberkati kita lebih berlimpah karena kita telah memberi berkat kepada orang-orang yang pernah menyakiti hati kita. Puji Tuhan ....!!
Pdt Robert J.Runtukahu
Gembala Sidang GPdI Alfa Omega
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar